Memiliki teknik pernapasan yang tepat saat berlari sangat penting untuk menjaga stamina dan menghindari kelelahan berlebihan. Dengan memahami cara mengatur napas, pelari bisa merasa lebih nyaman dan performa pun meningkat.
Banyak pelari pemula maupun berpengalaman sering mengalami ngos-ngosan karena pola napas yang kurang efektif. Dalam artikel ini, akan dibahas teknik pernapasan dasar, latihan yang membantu memperbaiki pola napas, serta tips mengatasi kehabisan nafas saat berlari jarak jauh.
Teknik Pernapasan Dasar saat Lari untuk Menghindari Ngos-ngosan
Berlari adalah aktivitas yang menyenangkan sekaligus menyehatkan, namun tanpa teknik pernapasan yang tepat, kita bisa mudah merasa kehabisan napas atau ngos-ngosan. Teknik pernapasan dasar saat lari sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan performa serta menjaga stamina, sehingga lari jadi lebih nyaman dan efektif. Dengan memahami dan mempraktikkan pola napas yang benar, kamu bisa memperpanjang jarak tempuh dan mengurangi risiko kelelahan yang berlebihan.
Pada artikel ini, kita akan membahas langkah-langkah melakukan pernapasan perut saat berlari, membandingkan teknik pernapasan dalam dan dada, serta memberikan tips memperbaiki pola napas selama latihan lari. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan gambaran posisi tubuh dan pola pernapasan yang benar agar lari tetap menyenangkan dan tidak cepat capai.
Teknik Pernapasan Dasar saat Lari untuk Menghindari Ngos-ngosan
Mempraktikkan teknik pernapasan yang tepat selama berlari bukan hanya soal menghirup udara, tetapi juga bagaimana mengatur pola pernapasan agar lebih efisien dan tidak cepat kehabisan napas. Teknik pernapasan yang baik membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh dan mencegah rasa ngos-ngosan yang berlebihan. Berikut langkah-langkah melakukan pernapasan perut saat berlari:
- Posisikan tubuh dengan tegak dan rileks, bahu tidak terlalu tegang, dan kepala dalam posisi netral. Pastikan badan tidak membungkuk atau terlalu tegap agar aliran udara lancar.
- Tarik napas perlahan melalui hidung secara dalam, fokuskan pada pengisian udara ke area perut (bukan dada). Rasakan perut membuncit saat udara masuk.
- Ketika perut sudah penuh, hembuskan napas secara perlahan melalui mulut atau hidung, sambil merasakan perut mengempis dan udara keluar secara perlahan.
- Latih pola ini secara konsisten, terutama saat berlari dengan kecepatan sedang hingga tinggi, agar pernapasan menjadi lebih efisien dan tidak cepat ngos-ngosan.
Praktik pernapasan perut ini dikenal juga sebagai pernapasan diafragma. Pada awalnya mungkin terasa tidak alami, namun seiring waktu, pola ini akan menjadi kebiasaan dan membantu mengurangi kelelahan saat berlari.
Perbandingan Teknik Pernapasan Dalam dan Pernapasan Dada
Mengetahui perbedaan antara teknik pernapasan dalam dan pernapasan dada penting agar kamu bisa memilih pola yang paling cocok untuk berlari. Berikut tabel perbandingan keduanya:
| Aspek | Pernapasan Dalam | Pernapasan Dada |
|---|---|---|
| Penggunaan otot utama | Diafragma (perut) | Otot dada dan otot pernapasan atas |
| Volume udara yang dihirup | Cenderung lebih banyak karena melibatkan rongga perut | Lebih sedikit karena hanya mengisi bagian atas paru-paru |
| Efisiensi saat berlari | Lebih efisien dan membantu menjaga stamina | Kurang efisien, cepat menyebabkan kelelahan |
| Risiko ngos-ngosan | Lebih rendah karena oksigen masuk secara optimal | Lebih tinggi karena aliran udara tidak maksimal |
Penggunaan teknik pernapasan perut atau diafragma membantu tubuh mendapatkan oksigen lebih banyak dan memperlancar aliran udara keluar masuk paru-paru, sehingga membantu menahan kelelahan lebih lama.
Memperbaiki Pola Napas Selama Latihan Lari
Memperbaiki pola napas saat berlari membutuhkan latihan konsisten dan kesadaran akan pola napas yang benar. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan:
- Awali setiap sesi latihan dengan latihan pernapasan perut secara perlahan untuk membiasakan diri.
- Gunakan timer atau aplikasi latihan pernapasan untuk memantau pola napas, misalnya 3 langkah tarik napas, 3 langkah hembuskan napas.
- Perhatikan kecepatan lari. Jangan memaksakan diri terlalu cepat sehingga pola napas jadi terengah-engah. Mulailah dengan kecepatan yang nyaman dan tingkatkan secara bertahap.
- Berlatih latihan pernapasan secara rutin di luar sesi lari, seperti yoga atau latihan pernapasan di rumah, untuk memperkuat otot diafragma.
- Selalu perhatikan posisi tubuh selama berlari, hindari membungkuk atau bahu tegang, agar pernapasan tetap lancar dan efisien.
Dengan latihan rutin dan kesadaran akan pola nafas yang benar, kamu akan merasakan peningkatan performa sekaligus mengurangi rasa ngos-ngosan saat berlari dalam waktu lama.
Ilustrasi Posisi Tubuh dan Pernapasan yang Benar
Sebagai gambaran, posisi tubuh dan pola pernapasan yang benar saat berlari meliputi:
- Posisi tubuh tegak dan rileks, bahu tidak terlalu tegang dan tidak membungkuk, kepala sejajar dengan tulang belakang.
- Area bahu dan dada tetap longgar, memungkinkan ruang untuk pernapasan yang lebih dalam.
- Kedepankan teknik pernapasan perut dengan fokus mengembangkan perut saat menarik napas, bukan dada yang naik turun.
- Ketika bernafas, aliran udara masuk melalui hidung secara perlahan dan dalam, dengan fokus pada pengisian penuh rongga perut.
- Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut, mengeluarkan udara secara penuh dan merilekskan otot perut.
Bayangkan posisi tubuh seperti sedang meluncur ringan, dengan badan tetap stabil dan rileks, serta pola napas yang mengikuti irama langkah kaki. Gambarannya, tubuh yang mantap dan pernapasan yang tenang akan membuat lari terasa lebih nyaman dan efisien.
Latihan pernapasan yang Efektif sebelum dan selama Berlari

Pernapasan yang tepat sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan performa saat berlari. Dengan latihan pernapasan yang terstruktur, kapasitas paru-paru akan meningkat, dan tubuh mampu mengatasi kelelahan lebih baik. Menjalankan latihan pernapasan secara rutin juga membantu menjaga kestabilan napas selama berlari, sehingga tidak mudah ngos-ngosan dan tetap energik sepanjang sesi latihan.
Berikut adalah berbagai teknik dan jadwal latihan pernapasan yang bisa kamu coba untuk mendukung aktivitas berlarimu dengan lebih optimal.
Latihan pernapasan perut secara bertahap
Latihan ini fokus pada mengembangkan kesadaran dan kekuatan pernapasan dari bagian bawah paru-paru, yakni perut. Melatih pernapasan perut secara bertahap akan membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan membuat napas menjadi lebih dalam dan efisien saat berlari. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Temukan posisi nyaman, duduk atau berbaring dengan punggung tegak untuk memudahkan pernapasan.
- Tarik napas perlahan melalui hidung, rasakan perut mengembang seperti balon yang mengembang dari dalam.
- Hembuskan napas perlahan lewat mulut, rasakan perut kembali ke posisi semula.
- Ulangi proses ini secara perlahan dan sadar, fokus pada sensasi perut saat bernafas.
- Lakukan latihan ini selama 5-10 menit setiap hari, secara bertahap tingkatkan durasi dan kedalaman napas.
Latihan ini membantu memperkuat otot-otot pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-paru yang sangat berguna saat berlari jarak jauh maupun cepat.
Daftar gerakan pernapasan yang membantu meningkatkan kapasitas paru-paru
Berikut adalah beberapa gerakan pernapasan yang terbukti efektif dalam memperluas kapasitas paru-paru dan memperbaiki pola napas selama berlari. Melakukan kombinasi gerakan ini secara rutin akan memberikan manfaat besar bagi performa lari kamu.
| Gerakan | Penjelasan |
|---|---|
| Pernapasan diafragma | Fokus pada menghirup udara dalam-dalam melalui pernapasan perut, bukan dada. Gerakan ini membantu mengembangkan kapasitas paru-paru dan meningkatkan efisiensi pernapasan. |
| Pernapasan 4-7-8 | Tarik napas selama 4 detik, tahan selama 7 detik, kemudian hembuskan perlahan selama 8 detik. Latihan ini membantu menenangkan sistem saraf dan memperpanjang volume napas. |
| Latihan pernapasan berirama | Menggunakan pola pernapasan berulang seperti 3-3 atau 4-4, yaitu menghirup dan menghembuskan udara dengan durasi yang sama. Membantu meningkatkan kestabilan napas saat berlari. |
| Latihan pernapasan dalam | Mengambil napas dalam secara perlahan, penuh, lalu menghembuskan secara perlahan dan penuh. Melatih kapasitas paru-paru secara maksimal. |
Gerakan-gerakan ini bisa dipadukan dan dilakukan secara berurutan dalam sesi latihan pernapasan harian.
Jadwal latihan pernapasan harian untuk pelari pemula
Untuk hasil maksimal, buatlah jadwal latihan pernapasan yang konsisten dan teratur. Berikut adalah contoh jadwal yang bisa kamu ikuti selama seminggu:
- Senin: Fokus pada latihan pernapasan perut dan pernapasan diafragma selama 10 menit.
- Selasa: Melakukan latihan 4-7-8 selama 5 menit sebagai pendingin setelah berlari.
- Rabu: Latihan pernapasan berirama 3-3 selama 10 menit, fokus pada kestabilan napas.
- Kamis: Kombinasikan semua gerakan di atas selama 15 menit.
- Jumat: Istirahat dari latihan pernapasan intensif, cukup melakukan relaksasi dan pernapasan dalam.
- Sabtu: Latihan pernapasan dalam dan berirama secara bergantian selama 20 menit.
- Minggu: Evaluasi performa dan relaksasi pernapasan untuk mengurangi ketegangan.
Dengan disiplin mengikuti jadwal ini, kapasitas paru-paru dan kualitas napasmu akan semakin membaik, mendukung performa berlarimu secara keseluruhan.
“Pernafasan yang baik adalah kunci untuk berlari lebih jauh dan lebih lama. Latihan konsisten akan membawa napasmu ke level yang lebih tinggi.”
Peran Teknik Pernapasan dalam Meningkatkan Performa Lari
Ketika kita berbicara soal lari, performa tidak hanya ditentukan oleh kecepatan dan kekuatan kaki, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh cara kita mengelola pernapasan. Teknik pernapasan yang tepat dapat menjadi kunci untuk membantu lari lebih efisien, memperpanjang daya tahan, dan mengurangi kelelahan otot saat berlari dalam jarak jauh maupun cepat. Dengan memahami dan menerapkan teknik pernapasan yang benar, pelari bisa meraih peningkatan performa yang signifikan tanpa harus berlatih secara ekstrem.
Pentingnya pernapasan yang optimal ini seringkali diabaikan oleh pelari pemula maupun berpengalaman. Padahal, pernapasan yang baik membantu tubuh mendapatkan oksigen lebih maksimal, sehingga otot dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko kelelahan yang berlebihan. Selain itu, teknik pernapasan yang tepat juga berperan dalam menjaga stabilitas tubuh dan memperbaiki pola pergerakan saat berlari, sehingga performa bisa terus meningkat dari waktu ke waktu.
Pengaruh Teknik Pernapasan terhadap Kecepatan dan Daya Tahan
Teknik pernapasan yang benar secara langsung mempengaruhi kecepatan dan daya tahan saat berlari. Saat oksigen masuk dengan lancar dan digunakan secara optimal, tubuh mampu menghasilkan energi lebih banyak dan lebih efisien. Hal ini memungkinkan pelari untuk mempertahankan kecepatan tinggi dalam waktu lebih lama tanpa cepat kehabisan tenaga.
Di sisi lain, pernapasan yang tidak teratur atau terlalu dangkal seringkali menyebabkan kekurangan oksigen, yang dapat mempercepat munculnya kelelahan dan menghambat performa. Dengan memperbaiki teknik pernapasan, pelari dapat meningkatkan kapasitas paru-paru, memperpanjang jarak tempuh, dan menjaga kestabilan ritme lari, sehingga kecepatan bisa dipertahankan lebih lama.
Perbedaan Performa Sebelum dan Sesudah Latihan Teknik Pernapasan
| Aspek | Sebelum Latihan Teknik Pernapasan | Sesudah Latihan Teknik Pernapasan |
|---|---|---|
| Kecepatan rata-rata | 5 km/jam | 6,5 km/jam |
| Daya tahan (jarak tempuh per sesi) | 3 km | 4,5 km |
| Frekuensi napas | Dangkal dan cepat | Dalam dan teratur |
| Kelelahan otot | Mudah terjadi setelah 15 menit | Lebih tahan hingga 25 menit |
| Ritme pernapasan | Tidak teratur | Teratur dan sinkron dengan langkah |
Data ini menunjukkan bahwa latihan teknik pernapasan tidak hanya meningkatkan kecepatan dan jarak tempuh, tetapi juga membantu mengurangi kelelahan. Pelari yang menguasai teknik pernapasan secara rutin akan merasakan peningkatan performa yang nyata dan durasi berlari yang lebih stabil.
Pernapasan yang Tepat Membantu Mengurangi Kelelahan Otot
Salah satu manfaat utama dari pernapasan yang benar adalah kemampuannya dalam mengurangi kelelahan otot. Saat kita bernapas secara efektif, tubuh menerima oksigen yang cukup untuk proses pembakaran energi di otot. Oksigen ini membantu mengubah nutrisi menjadi energi dengan efisien, sehingga otot tidak cepat kehabisan bahan bakar dan tidak cepat merasa lelah.
Selain itu, pernapasan dalam dan terkontrol juga membantu mengurangi akumulasi karbon dioksida dalam darah, yang sering kali menyebabkan rasa sesak dan kelelahan. Dengan menjaga pola napas yang stabil, otot bisa bekerja dengan lebih optimal dan proses pemulihan selama berlari juga berlangsung lebih cepat. Pelari dengan teknik pernapasan yang baik cenderung merasa lebih segar setelah lari dan memiliki kemampuan untuk melakukan sesi latihan lebih intensif dalam jangka panjang.
Contoh Latihan Kombinasi Pernapasan dan Teknik Lari yang Efektif
Untuk memaksimalkan manfaat teknik pernapasan saat berlari, pelari bisa mencoba latihan berikut yang menggabungkan pola napas dan teknik lari tertentu:
- Latihan pernapasan per langkah: Tarik napas selama 3 langkah dan hembuskan selama 3 langkah saat berlari dengan kecepatan sedang. Fokus pada pernapasan dalam dan penuh kesadaran.
- Latihan pernapasan dengan ritme lari: Sinkronkan pola napas dengan ritme langkah. Misalnya, napas masuk selama 2 langkah dan keluar selama 2 langkah. Terapkan saat berlari dengan kecepatan stabil, misalnya 6 km/jam.
- Latihan interval pernapasan: Lakukan sprint selama 30 detik dengan pola napas cepat dan dalam, diikuti dengan jogging ringan selama 1 menit dengan napas perlahan dan dalam. Ulangi beberapa kali untuk melatih kapasitas paru dan memperbaiki pola pernapasan.
- Latihan pernapasan diafragma: Latihan ini fokus pada pernapasan dalam menggunakan diafragma, bukan dada. Berbaring terlentang dan letakkan tangan di perut, lalu tarik napas dalam-dalam sampai perut mengembang, dan hembuskan perlahan. Setelah terbiasa, terapkan saat berlari untuk meningkatkan volume napas dan efisiensi oksigen.
Dengan rutin melakukan latihan ini, pelari tidak hanya akan merasakan peningkatan performa secara langsung, tetapi juga mendapatkan manfaat jangka panjang berupa kapasitas paru-paru yang lebih besar dan pola pernapasan yang lebih efisien saat berlari di berbagai kondisi.
Tips Mengatasi Ngos-ngosan saat Berlari Jarak Jauh
Berlari jarak jauh seperti marathon memang menuntut stamina dan kontrol napas yang baik. Saat tubuh kelelahan dan nafas mulai tersengal-sengal, mengatur pernapasan secara efektif bisa menjadi penyelamat agar tetap mampu menyelesaikan lomba dengan baik. Berikut adalah strategi pernapasan dan langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan saat merasa ngos-ngosan di tengah perjalanan panjang.
Strategi Pernapasan untuk Jarak Jauh dan Lari Marathon
Dalam lari jarak jauh, penting sekali untuk mengadopsi pola pernapasan yang konsisten dan teratur. Teknik pernapasan yang baik membantu memastikan oksigen yang cukup sampai ke otot dan meminimalisir kelelahan. Umumnya, pelari profesional dan atlet marathon mengandalkan pola pernapasan diafragma yang dalam dan terkontrol, sehingga memperpanjang waktu napas dan mengurangi kelelahan. Menggunakan pola pernapasan pernapasan pernapasan berirama seperti 3:2 atau 2:2 dapat membantu menjaga kestabilan napas, bahkan saat tubuh mulai melemah.
Langkah-Langkah Mengontrol Napas Saat Merasa Kehabisan Nafas
Ketika pernapasan mulai tidak terkontrol dan tubuh merasa kelelahan, berikut adalah langkah-langkah yang bisa diambil untuk mengontrol napas agar bisa kembali stabil:
- Berhenti sejenak dan fokus pada pernapasan, tarik napas dalam melalui hidung secara perlahan namun dalam.
- Rilekskan bahu dan dada agar tidak terlalu tegang, sehingga ruang untuk bernafas lebih lega.
- Gunakan teknik pernapasan diafragma, yaitu dengan menekan perut saat menarik napas agar udara lebih penuh masuk ke paru-paru.
- Perlahan keluarkan napas melalui mulut dengan kontrol, hindari napas yang terlalu cepat dan dangkal.
- Setelah napas kembali stabil, lanjutkan lari dengan kecepatan yang sesuai kondisi tubuh saat itu.
Latihan Simulasi Mengatasi Kondisi Ngos-ngosan
Untuk menghadapi situasi ngos-ngosan saat lari jarak jauh, latihan simulasi sangat penting. Dengan berlatih secara rutin, pelari akan terbiasa mengelola napas dan tetap tenang saat kondisi kritis. Berikut adalah contoh latihan yang bisa dilakukan:
| Latihan | Deskripsi |
|---|---|
| Interval Napas | Berlari selama 5 menit dengan pola pernapasan 3:2, diikuti istirahat berjalan 2 menit sambil focus bernafas secara dalam dan terkontrol. Ulangi 3-4 kali. |
| Simulasi Kehabisan Nafas | Berlari dengan kecepatan agak tinggi selama 10 menit, kemudian berhenti dan lakukan latihan pernapasan diafragma secara mendalam selama 2 menit. Setelah itu, lanjutkan lari pelan hingga napas kembali normal. |
| Latihan Pernapasan Mendalam | Setiap hari, lakukan latihan pernapasan dalam selama 10 menit, tarik napas perlahan melalui hidung, tahan selama 3 detik, lalu keluarkan perlahan melalui mulut. Latihan ini meningkatkan kapasitas paru dan kontrol napas saat berlari. |
Pentingnya Pengaturan Nafas dalam Kondisi Kritis: Saat tubuh semakin kehabisan tenaga dan napas tersengal-sengal, pengaturan napas yang tepat bisa menjadi kunci untuk tetap bertahan dan menghindari kelelahan total. Mengontrol napas secara sadar membantu memperpanjang daya tahan tubuh dan mengurangi risiko kelelahan ekstrem saat berlari jarak jauh.
Mendeteksi dan Mengatasi Kesalahan Umum dalam Teknik Pernapasan saat Lari
Dalam menjalankan rutinitas lari, teknik pernapasan yang tepat sangat penting agar energi tetap terjaga dan stamina tidak cepat menurun. Namun, sering kali kita tanpa sadar melakukan kesalahan yang justru memperparah kondisi ngos-ngosan dan mengurangi performa. Mengetahui cara mendeteksi dan mengatasi kesalahan umum dalam teknik pernapasan akan membantu Anda berlari lebih efisien dan nyaman.
Pada bagian ini, kita akan bahas ciri-ciri pola napas yang salah dan benar, serta langkah-langkah praktis untuk memperbaiki kebiasaan pernapasan yang tidak efektif saat lari. Pemahaman ini penting agar setiap langkah lari Anda lebih optimal, mengurangi risiko kelelahan berlebih, dan menjaga kesehatan paru-paru.
Identifikasi Kesalahan Umum dalam Teknik Pernapasan saat Lari
Seringkali, pelari melakukan kesalahan seperti bernapas terlalu dangkal, terlalu cepat, atau malah menahan napas. Kesalahan ini bisa menyebabkan oksigen tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh tubuh, sehingga cepat merasa ngos-ngosan dan kelelahan. Untuk mengatasi hal ini, langkah pertama adalah mampu mengenali pola napas yang tidak efektif dan membedakannya dari pola yang benar.
Ciri-ciri Pernapasan yang Salah dan Benar
| Pernapasan yang Salah | Pernapasan yang Benar |
|---|---|
| Bernapas terlalu dangkal, hanya di bagian atas dada. Napas terasa pendek dan cepat. | Bernapas dalam, menggunakan diafragma. Napas terasa dalam dan stabil, mengikuti irama lari. |
| Bernapas terlalu cepat, sering kali mengikuti kecepatan lari tanpa kontrol. | Bernapas secara ritmis dan teratur, biasanya 2-3 langkah napas masuk dan keluar. |
| Menahan napas saat merasa lelah atau cemas. | Memastikan aliran napas tetap lancar tanpa menahan napas, menjaga oksigen masuk secara terus-menerus. |
Langkah Perbaikan Ketika Pola Napas Tidak Efektif
Jika Anda menyadari pola pernapasan yang tidak tepat, berikut langkah-langkah yang bisa diambil untuk memperbaikinya:
- Sadari dan hentikan kebiasaan buruk saat mulai merasa napas tidak teratur atau dangkal. Segera fokus pada pernapasan untuk mengembalikan pola yang benar.
- Latih pernapasan diafragma di luar waktu lari dengan latihan pernapasan dalam, seperti pernapasan perut. Caranya, duduk atau berbaring dan tarik napas perlahan melalui hidung, rasakan perut mengembang, lalu hembuskan perlahan melalui mulut.
- Gunakan pola pernapasan ritmis yang sesuai dengan irama langkah. Misalnya, 3 langkah menarik napas dan 3 langkah menghembuskan napas, sehingga pernapasan terasa lebih teratur dan tidak cepat lelah.
- Perhatikan posisi tubuh agar pernapasan lebih optimal. Tubuh harus tegak, bahu rileks, dan dada terbuka, memudahkan udara masuk dan keluar secara efisien.
- Latihan konsisten dengan melakukan latihan pernapasan sebelum dan selama lari agar pola ini menjadi kebiasaan yang alami saat berlari.
Ilustrasi Posisi Tubuh dan Pola Napas Ideal
Posisi tubuh yang ideal saat berlari adalah dengan tubuh tegak dan bahu rileks, menjaga agar dada tetap terbuka. Tanda bahwa pola napas Anda efektif adalah saat dada dan perut bekerja secara sinkron, tidak ada ketegangan di leher atau bahu. Napas harus masuk dan keluar secara perlahan, mengikuti irama langkah, dan terasa nyaman di dada serta perut.
Bayangkan, saat menarik napas dalam melalui hidung, perut mengembang secara perlahan, lalu hembuskan pelan melalui mulut atau hidung. Pola ini membantu oksigen terserap lebih maksimal dan mengurangi kelelahan saat berlari dalam jarak jauh. Posisi tubuh yang baik dan pola napas yang benar saling mendukung untuk meningkatkan efisiensi energi dan menjaga stamina Anda di lapangan.
Kesimpulan
Menerapkan teknik pernapasan yang benar bukan hanya meningkatkan performa lari, tetapi juga membuat pengalaman berlari lebih menyenangkan dan aman. Dengan latihan rutin dan pengaturan nafas yang tepat, kelelahan berlebih bisa diminimalisasi sehingga lari menjadi aktivitas yang lebih optimal dan menyenangkan.